Jumat, 17 November 2017

Isyarat Tangan & Peluit dalam Kegiatan Kepramukaan

Isyarat Tangan & Peluit merupakan alat pendidikan kepramukaan yang sangat menarik dan dapat dijadikan sebagai media meningkatkan kemampuan banyak aspek seperti kemampuan konsentrasi, kerjasama, komunikasi dengan tanda, aktivitas olah fisik, emosi (riang, gembira, berhasil, gagal, sedih, dll), dan berbagai kemampuan lainnya.

Penguasaan terhadap Isyarat Tangan & Peluit juga akan menjadikan latihan kepramukaan lebih menarik karena perintah atau instruksi tidak bersifat verbal. Kombinasi satu perintah isyarat dengan perintah isyarat lain akan menjadikan latihan pramuka menjadi dinamis dan tidak membosankan.

A.  Isyarat Tangan
1.  Berkumpul

Kedua  belah  tangan  direntangkan  ke  samping  kemudian  secara  cepat  disilangkan  di  depan  dada  seperti bersedekap. Ulangi beberapa kali sampaing seluruh regu berkumpul dengan rapi.

2.  Bubar/berpencar

Kedua tangan disilangkan di depan dada kemudian cepat direntangkan ke samping. Telapak tangan di buka dan menghadap ke bawah. Ulangi beberapa kali hingga seluruh regu bubar.

3.  Maju Terus/Ikuti Aku

Tangan kanan diacungkan lurus ke atas, kemudian digerakkan ke depan sampai setinggi bahu. Diulang beberapa kali sampai semua regu mengikuti perintah.

4.  Lari

Tangan kiri mengepal diacungkan lurus ke atas, kemudian digerakan ke bawah dan ke atas beberapa kali sampai setinggi bahu. Diulang beberapa kali sampai semua regu mengikuti perintah.

5.  Berhenti

Tangan kakan diacungkan lurus ke atas dengan telapak tangan terbuka.

6.  Kembalilah

Membuat lingkaran dengan tangan kanan, di atas kepala, berputar beberapa kali hingga semua regu sudah kembali di depan pembina.

7.  Berjongkoklah

Kedua tangan dengan telapaknya menghadap ke bawah, digerak-gerakan antara pinggang dan dada, diulang beberapa kali hingga semua anggota regu berjongkok sesuai perintah.

8.  Bangun/Berdiri
Kedua tangan dengan telapaknya menghadap ke atas, digerak-gerakan antara pinggang dan dada, diulang beberapa kali hingga semua anggota regu bangun/bediri sesuai perintah.

9.  Berbaringlah
Tangan kanan di acungkan lurus ke atas dan kemudian dilambaikan ke depan sampai ke lutut, diulang beberapa kali hingga semua anggota regu berbaring sesuai perintah.

B.  Isyarat Peluit
Isyarat peluit adalah panggilan/informasi yang disampaikan melalui bunyi peluit. Para pramuka dilatih untuk memahami isyarat melalui bunyi peluit disamping untuk melatih berbagai kemampuan menangkap bunyi isyarat juga dapat digunakan untuk menolong atau meminta bantuan ketika sedang melakukan penjelajahan di alam terbuka.


Selain tanda peluit di atas terdapat pula tanda peluit dalam baris berbaris, yaitu :
("da"= tanda peluit panjang; "di"= tanda peluit pendek)

  1. Berkumpul = di di di di di ….. dst
  2. Bubar = da da da da da … dst
  3. Berbaris = di da  di di
  4. Perhatian/ siap/ awas = da
  5. Maju = di di
  6. Berhenti = di
  7. Balik kanan = di di di
  8. Berhirung = di di di di
  9. Lari maju = di da da da di
  10. Lencang kanan = da di da
  11. Hadap kiri = di da
  12. Hadap kanan = da di
  13. Belok kiri = di da da
  14. Belok Kanan = da da di
  15. Istirahat = di di da

setiap akan memberikan isyarat terlebih dahulu bisa meminta perhatian dengan isyarat perhatian.


Selain isyarat di atas ada isyarat lain yang disebut tanda dinas:

  1. memanggil = da di da di da
  2. Tunggu = di da di di
  3. Keliru/ aba-aba salah = di di di di di di di …
  4. Tanda pemisah =  da di di di da
  5. Garis bawah = di di da da di
  6. Mengerti = di di di da di
  7. Tanda penutup = di da di da di


Sumber:

  • http://www.ensiklopediapramuka.com/2012/11/isyarat-tangan-peluit-dalam-kegiatan.html
  • https://espegascoutbase.wordpress.com/2013/11/19/isyarat-peluit-dalam-baris-berbaris/

Jumat, 10 November 2017

Tata Cara Baris Berbaris Pramuka

Tata cara baris berbaris pramuka ini merupakan tiga seri video tentang tata cara dan panduan PBB (Peraturan Baris Berbaris) dalam kepramukaan. Video yang dibuat oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ini dapat ditonton langsung via youtube atau pun didownload gratis.


Tata Cara Baris Berbaris Bag1/3


Tata Cara Baris Berbaris Bag2/3

Tata Cara Baris Berbaris Bag3/3

Dengan ketiga video tentang baris berbaris tersebut semoga dapat membantu para pramuka maupun pembina pramuka dalam melaksanakan latihan baris berbaris guna melatih fisik dan kedisiplinan.


Tata Cara Meninggalkan Barisan:

Mengatur tentang bagaimana seorang pramuka dapat keluar atau meninggalkan barisan ketika sedang dalam barisan. Hal ini perlu diatur sedemikian rupa mengingat salah satu maksud dan tujuan dilaksanakannya baris berbaris adalah untuk menumbuhkan kedisiplinan.


Sebagaimana peraturan baris berbaris lainnya yang dilaksanakan oleh pramuka, tata cara meninggalkan barisan diadopsi dari tata cara dan peraturan baris berbaris yang dipunyai oleh TNI / Polri. Yang dalam hal ini, peraturan-peraturan tersebut diatur dalam Skep. Menhankam/Pangap Nomor 611/X/1985. Peraturan baris berbaris termasuk tata cara meninggalkan barisan ini tidak hanya dilakukan oleh pramuka saja namun juga oleh berbagai instansi, organisasi, komunitas, dan elemen masyarakat lainnya.



Untuk memudahkan para pramuka dalam memahami cara keluar atau meninggalkan barisan, dalam artikel ini akan dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu:
  1. Aturan keluar barisan; yaitu serangkaian ketentuan dasar yang berlaku saat seseorang meninggalkan barisannya baik karena dipanggil pemimpin barisan atau karena inisiatif sendiri (izin).
  2. Cara meninggalkan barisan karena dipanggil pemimpin barisan; yaitu tata cara meninggalkan barisan dan kembali ke barisannya kembali untuk memenuhi perintah atau panggilan pemimpin barisan.
  3. Cara izin meninggalkan barisan ; yaitu tata cara meninggalkan barisan dan kembali ke barisannya kembali karena seseorang tersebut mempunyai suatu keperluan semisal ke belakang dan lain-lain.

A. Aturan Keluar Barisan
Aturan keluar barisan ini adalah serangkaian aturan yang harus dilakukan oleh seorang pramuka saat meninggalkan barisannya. Baik karena dipanggil atau mendapat tugas dari pemimpin barisan atau pun karena keperluan pribadi. Adapun aturan tersebut adalah sebagai berikut:
  • Apabila keluar dari barisan bersaf, ketentuannya adalah:
  1. Untuk saf depan, tidak perlu balik balik tetapi langsung menuju arah yang memanggil atau meninggalkan barisan.
  2. Untuk saf tengah dan belakang, balik kanan kemudian melalui saf paling belakang selanjutnya memilih jalan yang terdekat menuju arah yang memanggil atau meninggalkan barisan.
  3. Bagi orang yang berada di ujung kanan atau kiri, tanpa balik kanan langsung menuju arah yang memanggil atau meninggalkan barisan (termasuk saf 2 dan 3).
  • Apabila keluar dari barisan berbanjar, aturannya adalah :
  1. Untuk saf depan tidak perlu balik kanan, langsung menuju arah yang memanggil atau meninggalkan barisan.
  2. Untuk saf tengah dan belakang, balik kanan kemudian melalui saf paling belakang selanjutnya memilih jalan yang terdekat menuju arah yang memanggil atau meninggalkan barisan.
Yang dimaksud dengan "menuju arah yang memanggil" di sini adalah menghampiri / di depan pemimpin barisan (baik itu pemimpin ataupun pembina) untuk menerima tugas (saat dipanggil oleh pemimpin barisan). Sedangkan "meninggalkan barisan" adalah meninggalkan barisan ke tempat sesuai keperluan (saat meninggalkan barisan karena suatu keperluan).



B. Meninggalkan Barisan Karena Dipanggil Pemimpin Barisan

Apabila pemimpin barisan (baik pemimpin ataupun pembina pramuka) memberikan perintah kepada seorang pramuka, terlebih dahulu ia memanggil nama pramuka itu ke luar barisan dan memberikan perintahnya apabila pramuka tersebut telah berdiri dalam sikap sempurna. Orang yang menerima perintah ini harus mengulangi perintah tersebut sebelum melaksanakannya dan mengerjakan perintah itu dengan bersemangat.

Tata caranya adalah sebagai berikut:
  1. Pembina/pelatih/pemimpin memanggil : “Ahmad tampil ke depan” 
  2. Pramuka yang dipanggil tersebut mengucapkan kata-kata “Siap Ahmad Tampil ke depan”, kemudian keluar barisan sesuai dengan Aturan Keluar Barisan (poin A), dan menghadap di depan pemimpin barisan.
  3. Pramuka yang dipanggil memberi hormat.
  4. Setelah selesai memberi hormat mengucapkan kata-kata: “Lapor, siap menghadap”. 
  5. Pemimpin barisan memberikan perintah, semisal "Berikan aba-aba di tempat" 
  6. Pramuka yang dipanggil mengulangi  perintah tersebut. Contoh: “Berikan aba-aba di tempat”. 
  7. Pramuka melaksanakan tugas / perintah tersebut hingga selesai. 
  8. Setelah selesai melaksanakan perintah/petunjuk, pramuka menghadap di depan pemimpin yang memanggil dan mengucapkan kata-kata: “Memberikan aba-aba di tempat telah dilaksanakan, Laporan selesai”. 
  9. Pemimpin barisan memberikan perintah : “Kembali ke tempat”.
  10. Pramuka yang dipanggil tersebut mengulangi perintah kemudian memberi hormat, selanjutnya kembali ke barisan.

C. Cara Izin Meninggalkan Barisan

Sering kali karena satu dan lain hal seorang anggota barisan terpaksa harus meminta izin untuk keluar dari barisan. Semisal karena ingin ke kamar kecil (ke belakang) dan lain-lain. Untuk meninggalkan barisan seorang pramuka harus mendapatkan izin dari pemimpin barisan. Tata cara untuk izin meninggalkan barisan adalah :
  1. Pramuka yang akan meminta izin mengambil sikap sempurna kemudian mengangkat tangan kanannya ke atas (tangan dibuka,  jari-jari dirapatkan). 
  2. Pemimpin barisan bertanya: “Ada apa?”
  3. Pramuka yang akan meminta izin menjawab: “ke belakang” 
  4. Pemimpin barisan mengatakan : “Baik, lima menit kembali”
  5. Pramuka yang akan meminta izin mengulangi: “Lima menit kembali”
  6. Pramuka tersebut selanjutnya keluar barisan sesuai dengan aturan keluar barisan di atas (poin A) dan menuju tempat sesuai keperluannya. 
  7. Bila keperluannya telah selesai, maka pramuka tersebut menghadap di depan pemimpin barisan dan memberi hormat. 
  8. Setelah memberi hormat, pramuka tersebut mengucapkan “Lapor, Ke belakang selesai Laporan selesai”.
  9. Pemimpin menberi perintah “Masuk barisan” 
  10. Pramuka tersebut mengulangi perintah kemudian menghormat, balik kanan dan kembali ke barisannya pada kedudukan semula.
Adapun aturan untuk kembali ke dalam barisan adalah sebagaimana aturan keluar barisan baik dalam barisan bersaf maupun berbanjar.


Itulah tata cara dalam meninggalkan barisan. Seorang pramuka tidak harus melaksanakan tata cara tersebut secara sama persis. Sering kali 'sedikit modifikasi' diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi. Bahkan disesuaikan dengan kreatifitas masing-masing. Akan tetapi secara garis besar, untuk meninggalkan barisan tata cara dan aturan inilah yang digunakan.


Tata Taca Menggunakan Tongkat dalam Baris Berbaris
Pelaksanaan kegiatan baris-berbaris atau (PBB) dalam kepramukaan dapat juga menggunakan tongkat pramuka. Baris-berbaris dengan menggunakan tongkat ini memiliki tata cara dan pedoman tersendiri yang telah diatur oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Sebagaimana di ketahui, pada pramuka golongan penggalang, tongkat pramuka menjadi sebuah kelengkapan. Dalam satu regu penggalang, pemimpin regu membawa tongkat pramuka yang dipasangi bendera regu. Anggota regu lainnya pun bisa ikut membawa tongkat pramuka masing-masing. Tongkat pramuka yang dibawa oleh regu pramuka penggalang ini bisa digunakan sebagai penunjang berbagai kegiatan dan aktifitas yang dilakukan oleh regu tersebut. Seperti digunakan untuk membuat dragbar atau tandu darurat, membuat pionering atau bangunan darurat, kegiatan halang rintang dan lain sebagainya.

Ketika sebuah regu pramuka penggalang sedang membawa tongkat dan harus melaksanakan baris berbaris ataupun melakukan beberapa gerakan dari peraturan baris berbaris diperlukan aturan dan tata cara khusus. Untuk itulah Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan pedoman penggunaan tongkat pramuka dalam baris-berbaris. Pedoman ini mengatur tata cara dan sikap seorang pramuka dalam membawa tongkat.

Secara garis besar, ketentuan tentang tata cara dan sikap pramuka saat membawa tongkat dapat dikelompokkan dalam :
  1. Penggunaan tongkat saat Sikap Sempurna (siap)
  2. Penggunaan tongkat saat akan melakukan gerakan
  3. Penggunaan tongkat saat memberi salam biasa
  4. Penggunaan tongkat saat memberi salam hormat dan salam janji
  5. Penggunaan tongkat saat melaksanakan gerakan maju jalan atau lari jalan
  6. Penggunaan tongkat saat sedang berjalan atau lari mengikuti aba-aba
  7. Penggunaan tongkat saat istirahat di tempat
  8. Penggunaan tongkat saat lencang kanan
  9. Cara membawa tongkat Pramuka tanpa mengikuti aba-aba berbaris
Berikut adalah penjelasan dan gambar tentang tata cara dan sikap seorang pramuka dalam membawa tongkat pada masing-masing sikap.

Sikap Sempurna (siap)

Saat melakukan sikap sempurna, tata cara menggunakan tongkat yang benar adalah :
Sikap Siap Menggunakan Tongkat dalam Baris Berbaris 1
  • Tongkat dipegang dengan menggunakan jari jempol dan telunjuk tangan kanan (seperti memegang pensil waktu akan menulis)
  • Tangan lurus ke bawah
  • Tongkat berdiri tegak lurus di atas tanah tepat di samping kanan sepatu sebalah kanan.


Sikap Saat Akan Melakukan Gerakan

Saat akan melaksanakan suatu gerakan dalam PBB seperti akan hadap kanan, hadap kiri, balik kanan, tata cara menggunakan tongkat yang benar adalah :
Sikap Menggunakan Tongkat dalam Baris Berbaris 2


  • Dari sikap sempurna, tongkat digenggam dan diangkat lurus ke atas, dengan posisi tangan setinggi ikat pinggang.
  • Melaksanakan gerakan PBB sebagaimana diperintahkan, seperti hadap kanan atau hadap kiri.


Sikap Saat Memberi Salam Biasa

Salam biasa adalah salam pramuka atau penghormatan yang diberikan kepada sesama pramuka maupun kakak pembina baik di luar upacara maupun saat upacara. Saat memberikan salam biasa, penggunaan tongkat yang benar adalah :
Sikap Hormat Menggunakan Tongkat dalam Baris Berbaris


  • Dari sikap sempurna, tongkat digenggam dan diangkat lurus ke atas, dengan posisi tangan kanan setinggi ikat pinggang.
  • Tangan kiri dibuka, diletakkan rata di depan dada dengan telapak tangan menghadap ke bawah. Ujung ibu jari tangan kiri menyentuh tongkat.
  • Pandangan mata lurus melihat ke arah yang diberi salam.


Sikap Saat Memberi Salam Hormat atau Janji

Salam hormat adalah salam atau penghormatan yang diberikan kepada bendera merah putih saat dikibarkan; lagu Indonesia Raya saat dikumandangkan; kepala dan wakil kepala negara, para duta negara, panglima tinggi, para menteri, dan pejabat lainnya; jenazah yang sedang diusung atau dikuburkan; saat memasuki makam pahlawan. Sedangkan salam janji adalah salam atau penghormatan yang dilakukan saat pengucapan Satya Pramuka (Trisatya atau Dwisatya). Saat memberikan salam hormat dan janji, penggunaan tongkat yang benar adalah :
Sikap Hormat Menggunakan Tongkat dalam Baris Berbaris


  • Tongkat pindah digenggam dengan tangan kiri (ibu jari dengan keempat jari lainnya), dengan posisi tongkat miring (bagian bawah di sisi kanan tubuh sedangkan bagian atas di sisi kiri tubuh) di depan dada.
  • Tangan kanan memberi salam hormat, yaitu diangkat pada pelipis dengan posisi telapak tangan miring, terbuka, punggung tangan di bagian atas dan kelima jari rapat.


Sikap Saat Melaksanakan Gerakan Maju Jalan atau Lari Jalan

Saat melaksanakan gerakan maju jalan atau lari jalan, tata cara menggunakan tongkat yang benar adalah :
Sikap Maju Jalan Menggunakan Tongkat dalam Baris Berbaris


  • Tongkat digenggam dengan kedua tangan, tongkat di depan dada, posisi tongkat miring ke depan dengan bagian kiri di atas.
  • Posisi tangan kanan setinggi pinggang sebelah kanan, sedangkan tangan kiri di depan dada sebelah kiri.


Sikap Saat Sedang Berjalan atau Lari dengan Mengikuti Aba-aba

Saat pramuka sedang berjalan atau berlari dengan membawa tongkat, tata cara menggunakan tongkat seperti saat akan melaksanakan gerakan maju jalan atau lari jalan.

Sikap Istirahat di Tempat

Saat melaksanakan aba-aba istirahat di tempat, sikap dan tata cara penggunaan tongkat pramuka adalah sebagai berikut :
Sikap Istirahat Menggunakan Tongkat dalam Baris Berbaris


  • Kaki kiri membuka satu langkah ke kiri.
  • Tangan kanan memegang tongkat setinggi pinggang.
  • Tongkat diserongkan ke arah kanan agak depan dengan ujung atas menjauhi tubuh dan ujung bawah di samping kiri sepatu kiri.
  • Tangan kiri bebas atas diletakkan di belakang pinggang.
Sikap Lencang Kanan

Saat melaksanakan aba-aba lencang kanan, sikap dan tata cara penggunaan tongkat pramuka adalah sebagai berikut :
Sikap Lencang Kanan Menggunakan Tongkat dalam Baris Berbaris

  • Tongkat pindah digenggam dengan tangan kiri (ibu jari dengan keempat jari lainnya) di depan dada.
  • Posisi tongkat miring (bagian bawah di sisi kanan tubuh sedangkan bagian atas di sisi kiri tubuh) di depan dada.
  • Tangan kanan mengambil jarak satu lengan, dengan menggapai dan menyentuh bahu kiri kanan di sedelahnya
  • Pandangan melihat ke kanan dan meluruskan.
Cara Membawa Tongkat Pramuka Tanpa Mengikuti Aba-aba Berbaris

Membawa tongkat Pramuka tanpa mengikuti aba-aba berbaris adalah saat pramuka berjalan jauh atau berbaris tetapi dengan aba-aba santai atau bebas. Cara membawa tongkat bisa dengan cara :
Sikap Berjalan Menggunakan Tongkat dalam Baris Berbaris


  • Disandang seperti sikap membawa tongkat saat sedang berjalan atau berlari, 
  • Dipanggul di pundak sebelah kiri dan ujung bawah tongkat di pegang tangan kiri.
  • Dibawa dengan diikat tali kemudian disandang di bahu.
Itulah berbagai sikap cara menggunakan tongkat pramuka saat baris-berbaris sebagaimana diatur dalam pedoman penggunaan tongkat pramuka dalam baris-berbaris yang dikeluarkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.